Indonesia serius membangun ekosistem kendaraan listrik baik motor listrik maupun mobil listrik dari hulu ke hilir. Indonesia pun juga mengajak negara lain maupun perusahaan multinasional untuk berinvestasi di industri kendaraan listrik.
Terbaru, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, mengajak Korea Selatan untuk mengembangkan industri mobil listrik (electric vehicle/EV) maupun baterai.
“Kami dorong komitmen Korea Selatan dan Indonesia di berbagai daerah. Khususnya, pembangunan EV,” kata Arsjad dalam acara kunjungan kerja Ketua Kadin Indonesia/Chairman ASEAN Business Advisory Council (ABAC) di Seoul, Korea Selatan, Rabu (7/6/2023).
Arsjad meyakini, kerja sama dalam pengembangan kendaraan listrik akan menguntungkan kedua negara. Menyusul, ratifikasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea Selatan Kesepakatan (IK-CEPA) pada Agustus 2022.
Dalam perjanjian tersebut menghilangkan sebagian besar pos-tarif di sektor perikanan, pertanian, dan sektor industri dan otomotif Korea Selatan. Hal ini dinilai sebagai momentum emas untuk meningkatkan investasi Korea Selatan di sektor kendaraan listrik.
“Diharapkan IK-CEPA menghasilkan momentum investasi yang meningkat, terutama pada kendaraan listrik (EV) dan baterai,” ungkap Arsjad.
Dalam kunjungan tersebut, Arsjad mengapresiasi kerjasama nyata antara antara Indonesia dan Korea Selatan yang terus meningkat. Tercatat, sekitar 2.000 perusahaan Korea Selatan yang beroperasi di Indonesia.
Selain itu, transaksi perdaganganantara kedua negara juga terus tumbuh signifikan. Pada tahun 2022, total perdagangan antara Indonesia dan Korea Selatan mencapai USD 24,5 miliar, naik 33,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Terima kasih kepada Korea Selatan atas dukungannya, dan menyatakan antusiasme untuk merayakan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara Korea Selatan dan Indonesia pada tahun 2023,” pungkasnya.