Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Capt Antoni Arif Priadi mengunjungi fasilitas Belawan New Container Terminal (BNCT) di Pelabuhan Belawan, Medan Sumatera Utara pada Jumat Siang (5/7/2024).
Dalam kunjungan ke BNCT itu, Dirjen Laut mendapat penjelasan langsung tentang rencana dan pengembangan bisnis pelabuhan Belawan dari Direktur Utama Subholding Terminal Peti Kemas (SPTP) M.Adji yang didampingi Direktur Strategi dan Komersial SPTP Rima Novianti, Direktur BNCT Hanny Uktolseya, dan General Manager PT Pelindo Regional I Belawan, Jonedi Ramli.
Sebelum ke BNCT, pada pagi harinya rombongan Dirjen Perhubungan Laut yang didampingi langsung Dirut Pelindo Arif Suhartono melakukan kunjungan ke KEK Sei Mangkei dan Pelabuhan Kuala Tanjung.
Saat di BNCT, Hany Uktolseya, menjelaskan pengembangan dan rencana bisnis BNCT kedepan.
Rencana itu meliputi pemisahan perjanjian konsesi eksisting, penyelenggaraan alur pelayaran hingga kerjasama pengembagan pengoperasian BNCT.
Dia menjelaskan rencana pengembangan terminal peti kemas Belawan fase 1 dan fase 2 (BNCT) akan dilakukan perpanjangan 700 meter yang akan di operasikan oleh NewCo PT BNCT.
Adapun target BNCT setelah partnership yakni berkapasitas 1,4 juta twenty foot equivalent units (Teus), direct call, konektivitas dengan terminal/pelabuhan kecil serta pengembangan hinterlan atau kawasan industri untuk pusat kargo.
Sedangkan alur pelayaran pelabuhan Belawan kedepannya akan memiliki lebar 100-150 Meter, dengan Panjang 26,8 Km, dan kedalaman -10 meter low water spring (LWS).
Untuk program pengembangan 2024-2029, juga akan dilakukan pembangunan dermaga sepanjang 350 meter, pengadaan peralatan bongkar muat dan sistem operasi terminal.
“Seluruh pendanaan atau investasi tersebut berasal dari PT INA DPWorld Investment,” ucap Uktolseya.
BNCT saat ini dikelola oleh Subholding Pelindo Terminal Peti Kemas (SPTP) melalui anak perusahaannya PT Prima Multi Terminal (PMT).
Selama Januari hingga Juni 2014, BNCT telah menghandle peti kemas sebanyak 83.801 twenty foot equivalent units (Teus).
Adapun rinciannya, yakni pada Januari sebanyak 14.511 Teus atau setara 11.250 bok, Februari 16.244 Teus (12.911 bok), Maret 12.795 Teus (10.192 bok), April 8.577 Teus (6.727 bok), Mei 14.883 Teus (11.053 bok) dan Juni 16.071 Teus atau setara 11.831 bok.
Sedangkan arus kunjungan kapal yang telah terlayani selama semester I/2024 mencapai 101 kapal dengan rincian, pada Januari 18 kapal, Februari 19 kapal, Maret 17 kapal, April 12 kapal, Mei 19 kapal dan Juni 16 kapal.
Adapun rata-rata BCH maupun BSH di BNCT selama 6 bulan pertama tahun ini relatif stabil.
BSH adalah box ship per hour, yaitu jumlah peti kemas yang dapat dibongkar/muat oleh satu crane atau lebih pada sebuah kapal. Semakin tinggi angka BSH, semakin tinggi kualitas operasional bongkar muat, dan semakin cepat kapal dapat dilayani.
Sedangkan BCH adalah box crane per hour yakni banyaknya box peti kemas yang dihandle oleh satu Crane dalam waktu satu jam. Indikator ini lebih ditujukan untuk kepentingan pihak internal terminal.
Pada Januari 2024, BCH di BNCT yakni 23,57, kemudian pada Februari 23,16, Maret 22,23, April 21,96, Mei 23,14, dan pada Juni 23,24.
Untuk BSH nya, pada Januari tercatat 51,42, kemudian pada Februari 49,79, Maret 49,57, April 44,34, Mei 44,64 dan Juni 49,17.
Sebagai informasi, Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) hingga terus melanjutkan proses transformasi untuk perbaikan layanan di 32 terminal peti kemas yang dikelolanya.
Proses transformasi itu telah dilakukan oleh SPTP sejak 2021 dan direncanakan akan selesai pada 2025. Transformasi terminal peti kemas dilakukan oleh SPTP dalam dua aspek utama, yakni standardisasi dan sistemasi operasional.