Asosiasi UMKM Sumatra Utara menandatangani kontrak kerja sama ekspor komoditas jahe 60 ton.
Ternyata faktanya kerja sama ini didedikasikan untuk bisa mendukung konsep fair trade dalam perdagangan yang berkeadilan yang tujuannya menyejahterakan petani jahe Sumut.
Asosiasi UMKM Sumatra Utara (Sumut) telah melakukan penandatangan kontrak kerja sama ekspor komoditas jahe dengan berat total 60 ton. Ekspor jahe Indonesia asal Sumut ini pun juga diketahui baru kali pertama menebus pasar Amerika Serikat.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sumut Faisal Arif Nasution di sini mengatakan bahwa ekspor jahe ke Amerika Serikat ini merupakan kerja sama dengan PT Toba Berika Borneo yang bernilai Rp3 miliar.
Faisal juga memaparkan bahwa UMKM yang berpartisipasi sebagai penghasil komoditas jahe itu pun cukup beragam. Antara lain Kabupaten Simalungun, Kabupaten Toba dan Kabupaten Karo.
"Jadi ini langkah awal untuk melakukan kerja sama dengan PT Toba Barika Borneo tersebut, dan tentunya akan memungkinkan permintaan tersebut akan lebih dari kontrak yang dilakukan saat ini," ujar Faisal usai penutupan Pekan Inovasi dan Investasi Sumut 2023, Jumat (26/5/2023).
Pada kesempatan yang sama, di sini pun Ketua Asosiasi UMKM Sumut, sekaligus Ketua Dewan Kopi Indonesia Perwakilan Sumut Ujiana Sianturi menjelaskan bahwa memang sulitnya untuk memasuki pasar Amerika Serikat.
"Untuk memasuki pasar Amerika Serikat itu sangat sulit. Kalau produk pangan, harus punya FDA (Food and Drug Administration). Itu tiket masuk pasar Amerika," ungkap wanita yang akrab disapa Ana tersebut kepada Bisnis.
Selain Amerika, tentu di sini pun pasar global yang menjadi bidikan Ana pun tidak main-main. Ia bahkan menyeser Taiwan, Jepang, Korea dan Arab.
Ana mengakui bahwa UMKM yang dinaunginya ini juga bukan hanya penghasil jahe, melainkann secara umum, berjumlah 2,2 juta UMKM yang berdomisili yang ada di Sumut.
"Baik itu petani, peternak, ini semua kita gandeng. Jadi kita wajib memberikan pendampingan membuka pasar buat para pelaku usaha di Sumut," timpalnya.
Chief Marketing Officer PT Toba Berika Borneo Sheavtiyan mengatakan bahwa memang ternyata kerja sama ini didedikasikan untuk bisa mendukung konsep fair trade dalam perdagangan yang berkeadilan yang tujuannya menyejahterakan petani jahe Sumut.
"Dalam isu perdagangan saat ini, terkadang terdapat ketidakseimbangan yang merugikan satu pihak. Kerugian dalam perdagangan sering kali disebabkan oleh tata kelola perdagangan yang tidak adil," ujar Sheavtiyan.
Menurutnya, ketidakadilan dalam tata kelola perdagangan tersebut juga tidak hanya terjadi di tingkat mikro, seperti adanya praktik monopoli dalam rantai distribusi, tetapi juga memang terjadi dalam konteks perdagangan bebas global.
"Dengan kolaborasi ini, PT. Toba Barika Borneo dan Asosiasi UMKM Sumatera Utara berkomitmen untuk menciptakan lingkungan perdagangan yang adil dan transparan," sambungnya lagi.
Karena memang dengan melalui penerapan prinsip fair trade ini, seluruh pihak pun di sini juga berharap dapat menjadikan perdagangan yang saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.
"Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia khususnya Sumatera Utara yang berkelanjutan dan membangun hubungan yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Amerika," pungkasnya.
Dalam konteks kerjasama ini, PT. Toba Barika Borneo dan Asosiasi UMKM Sumatera Utara juga telah menetapkan estimasi nilai kontrak yang nilainya sebesar $210.000. Hal ini justru menunjukkan potensi yang besar dalam ekspor jahe segar dari Sumut ke Amerika.