Industri pengolahan hingga saat ini masih menjadi tulang punggung kinerja ekspor nonmigas Jawa Barat pada September 2023 yang mengalami penurunan sebesar 11,34%.
Terkait hal ini, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Noneng Komara menuturkan bahwa kontribusi ekspor Jawa Barat terbesar berasal dari industri pengolahan yang mencapai 98,57% dari total Januari-September 2023.
‘’Meskipun migas, pertanian, dan tambang turut serta dalam memberikan warna pada kinerja ekspor, industri pengolahan tetap menjadi tulang punggung keberhasilan ekspor Jabar,’’ tutur Noneng.
Sementara itu, Data Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat mencatat bahwa sejauh ini Amerika Serikat masih menjadi tujuan ekspor utama Jawa Barat di bulan September 2023. Noneng menuturkan nilainya terbilang fantastis yakni sebesar US$488,74 miliar.
‘’Tak ketinggalan, kendaraan dan komponennya menjadi bintang dalam komoditas unggulan, membukukan prestasi luar biasa dengan nilai US$694,18 juta,’’ ujar Noneng.
Ia melanjutkan, kontribusi sektor nonmigas ini menunjukkan performa positif ekspor Jabar yang terus mencatatkan rekor cemerlang di kancah global.
Jika dilihat dari data memang terjadi penurunan. Meski begitu, Jawa Barat tetap kokoh sebagai pemimpin ekspor di tingkat nasional. Hal ini dilihat berdasarkan porsi Jabar sebesar 14,37% dari total ekspor Indonesia untuk periode Januari-September 2023.
‘’Prestasi ini menjadikan Jawa Barat sebagai yang terdepan, mengungguli Kaltim dan Jatim dalam kontribusi ekspornya,’’ tutur Noneng.
Kemudian, dari neraca perdagangan Jawa Barat pada bulan September tercatat surplus sebesar US$2,24 miliar. Pencapaian ini menjadi indikasi keseimbangan yang positif antara ekspor dan impor. Hal ini memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian regional.
‘’Meskipun menghadapi tantangan, Jawa Barat terus menunjukkan kontribusinya di perekonomian nasional,’’ pungkas Noneng.
Sebelumnya diketahui bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung melepas ekspor satu kontainer berisi 19,5 ton kopi dengan tujuan Prancis melalui kerja sama Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jawa Barat pada hari Senin (20/11/2023). Hal ini menunjukkan bagaimana performa ekspor Jawa Barat yang masih cemerlang sekalipun terjadi penurunan.
‘’Alhamdulillah hari ini Kabupaten Bandung melepas ekspor kopi ke Prancis, dengan nilai ekspor mencapai lebih dari Rp2 miliar. Jenis kopinya arabika dan robusta,’’ jelas Dicky.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Bandung Dicky Anugrah menilai bahwa ekspor ini merupakan upaya untuk mengembalikan kejayaan kopi Kabupaten Bandung di Eropa dan Timur Tengah. Hal ini sekaligus juga menjadi bagian dari memperluas peluang ekspor kopi ke mancanegara.
‘’Bahkan kami mendorong kualitas dan kuantitas kopi yang di ekspor ini terus ditingkatkan karena permintaan kopi Kabupaten Bandung cukup banyak, terutama dari negara Eropa maupun Timur Tengah,’’ ujarnya.
Dicky juga menambahkan bahwa pihaknya telah mengekspor kopi ke negara-negara lain seperti beberapa negara di Timur Tengah, Jerman, Amerika, Australia, Selandia Baru, dan Asia Timur seperti Jepang dan Korea.
‘’Selain ke Prancis, Kabupaten Bandung juga telah melakukan ekspor kopi ke beberapa negara, seperti Hamburg Jerman pada bulan Februari 2021 dengan mengirimkan 6 ton kopi jenis arabika,’’ jelas Dicky.
Dicky berharap para petani dan koperasi di kabupaten Bandung untuk terus menjaga kualitas dan kuantitas kopi yang hendak diekspor baik itu arabika maupun robusta agar laju ekspor dapat terus berjalan dengan baik.
‘’Pemkab Bandung akan terus mendorong agar kualitas dan kuantitas komoditas asal Kabupaten Bandung ini makin banyak yang bisa tembus ekspor,’’ ujar Dicky.