Program tersebut masuk ke dalam Quick Wins: Pengamanan Pasar Dalam Negeri, Perluasan Pasar Ekspor, dan Peningkatan Usaha Kecil dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi (UKM BISA) Ekspor.
Budi menargetkan pemanfaatan 22 pasar yang dibangun pada 2024 agar pengamanan pasar dalam negeri bisa terlaksana. Dia juga akan menyelesaikan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) produk nilon dari Tiongkok, Thailand, dan Taiwan serta Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) pakaian jadi. Dengan begitu dapat mengurangi potensi kerugian dan pasar lokal terlindungi dari banjiran impor.
Pada momen hari Natal dan Tahun Baru, Kemendag akan mengawasi 40 jenis produk supaya distribusi kebutuhan pokok masyarakat terpenuhi. Terakhir, menetapkan Hari Belanja Online Nasional (HarBolNas) untuk meningkatkan transaksi UMKM sebesar 50%.
Sementara itu, perluasan ekspor akan merundingkan perdagangan bilateral dengan Kanada, Eurasia, dan Peru. Budi menargetkan percepatan penyelesaian perundingan CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa (IEU—CEPA).
“Target ini untuk mempercepat pemanfaatan hasil perundingan, sehingga meningkatkan daya saing produk ekspor nasional dan memperluas pasar ekspor Indonesia,” ucapnya dalam siaran pers, dikutip Selasa (5/11/2024).
Tak ketinggalan, Budi juga menyiapkan program untuk UMKM. Pertama-tama, dirinya akan mengembangkan ekosistem UMKM ekspor lalu membentuk dua pusat ekspor di luar Pulau Jawa.
Selain itu, Budi ingin mencetak 100 UMKM hasil program UKM BISA Ekspor dengan pencapaian 600 UMKM yang ikut pelatihan tersebut pada 21 Oktober-31 Desember 2024. Terakhir, target transaksi ekspor US$55 juta melalui pameran dan business matching.