Direktur Operasi & Digital Services PT Pos Indonesia (Persero) (PosIND), Hariadi, mengatakan transformasi digital sangat perlu untuk menurunkan biaya logistik yang masih tinggi di Indonesia, yakni 14,29 persen menjadi 8 persen dari PDB.
Industri perlu fokus pada pengurangan biaya, optimalisasi transportasi, dan standardisasi layanan untuk meningkatkan efisiensi logistik.
Hariadi menjelaskan sinergi dan integrasi layanan logistik BUMN yang dipimpin oleh PosIND sebagai PMO dengan sejumlah perusahaan BUMN.
“Hal itu bertujuan memperkuat kehadiran BUMN di sektor logistik dan menawarkan layanan logistik yang lebih kompetitif melalui optimalisasi moda transportasi dan infrastruktur,” ujarnya melalui keterangan pers pada Jumat (18/10/2024).
Dia menyebutkan, PosIND mengoptimalkan sinergi dengan sektor swasta dan UMKM melalui platform logistik yang inovatif dan memperkuat konektivitas antar wilayah dan menghadirkan solusi logistik yang cepat, efisien, dan terjangkau.
“PosIND mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan berbagai strategi inovatif dan transformasi yang terus dikembangkan,” ucapnya.
Sementara, Presdir CKB Logistics, Iman Sjafei, mengatakan pengelolaan logistik secara efisien dan efektif akan meningkatkan optimalisasi proses logistik, peningkatan efisiensi biaya operasional, serta peningkatan akurasi dan kecepatan pengiriman.
Menurutnya, pada sektor pertambangan, logistik yang unggul sangat dibutuhkan untuk kegiatan operasional, termasuk untuk menghadapi tantangan terkait keselamatan karyawan, biaya operasional yang tinggi, dan masalah produktivitas.
Iman mengatakan jaringan logistik terintegrasi penting agar perusahaan pertambangan memiliki visibilitas penuh terhadap alur distribusinya.
“Penerapan teknologi dalam logistik membantu pemenuhan regulasi keselamatan, keamanan, dan lingkungan,”ucapnya.
Digitalisasi Logistik
Founder & CEO TransTRACK, Anggia Meisesari, menjelaskan peningkatan efisiensi transportasi perusahaan dapat dilakukan dengan penerapan telematika dalam pengaturan armada dan pelacakannya secara real-time, hingga pemantauan konsumsi bahan bakar dan perawatan armada.
Sistem telematika dapat membantu perusahaan mematuhi regulasi dengan memberikan laporan akurat terkait pergerakan armada, meminimalkan risiko keterlambatan, dan memastikan operasi sesuai ketentuan.
Telematika juga memungkinkan integrasi dengan platform ERP, serta membuat pengelolaan transportasi menjadi lebih efisien dan terstruktur.
“Telematika menjadi investasi yang sangat berharga dengan sejumlah keuntungan jangka panjang, seperti pengurangan biaya bahan bakar, pemantauan operasional, serta peningkatan produktivitas,” ujarnya.
Anggia menjelaskan penerapan telematika pada sektor transportasi dapat meningkatkan efisiensi hingga 20%, pengurangan waktu terbuang hingga 15%, dan peningkatan keamanan kendaraan.
Sementara, Country Director Slimstock Indonesia, Ryan Ching, menjelaskan transformasi digital dan otomatisasi dalam pengelolaan persediaan (inventory) penting untuk mengatasi persoalan persediaan, serta meningkatkan efisiensi rantai pasok dan kepuasan pelanggan.
Digitalisasi persediaan menjadi solusi utama yang memberikan keuntungan seperti optimalisasi stok, peningkatan visibilitas, penyesuaian level layanan, kolaborasi yang lebih baik dengan pemasok, dan ketahanan rantai pasok.
Ryan menjelaskan kesenjangan kinerja antara sistem manual dan sistem otomatis dapat mencapai hingga 35%.
“Aplikasi teknologi informasi diperlukan untuk mengurangi aktivitas tidak bernilai tambah sekaligus mengoptimalkan keputusan stok secara dinamis, serta menghadapi tantangan seperti perkembangan teknologi baru dan konflik geopolitik,” ujar Ryan.