PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo berkomitmen untuk memperkuat ekosistem logistik nasional melalui pembangunan dan pengembangan berbagai proyek infrastruktur strategis.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan pengembangan infrastruktur pelabuhan merupakan hal yang vital. Melalui peningkatan kapasitas pelabuhan, Indonesia dapat berkontribusi lebih besar dalam menjaga stabilitas rantai pasok regional.
Hal ini selaras dengan visi pemerintah dalam membangun sektor maritim dan memperkuat peran Indonesia sebagai pilar episentrum pertumbuhan ekonomi di Asean.
“Tentu kita mendukung penuh upaya Pelindo dalam memperkuat ekosistem logistik nasional,” kata Erick dalam keterangan rilisnya dikutip Senin (4/11/2024).
Untuk itu, Pelindo sebagai pengelola pelabuhan utama di Indonesia, terus mengupayakan pembangunan sejumlah infrastruktur transportasi dan logistik nasional untuk menekan biaya logistik yang tinggi hingga kemacetan di pelabuhan.
Salah satu proyek yang tengah dilakukan Pelindo, diantaranya yaitu pembangunan Jalan Tol New Priok Eastern Access (NPEA) yang menghubungkan Pelabuhan New Priok dengan Jalan Tol Cibitung-Cilincing. Pembangunan ini dirancang untuk mempercepat arus barang dari kawasan industri menuju pelabuhan, meningkatkan efisiensi logistik, dan mendukung daya saing ekonomi nasional.
Proyek NPEA merupakan bagian dari rencana besar Pelindo untuk menciptakan konektivitas yang lebih baik antara pelabuhan dan pusat-pusat industri di sekitarnya. Proyek yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ini, dibangun sepanjang 6,6 kilometer (km) dan bernilai sekitar Rp 6,6 triliun.
Selain proyek NPEA, Pelindo juga baru saja meresmikan Jalan Layang Teluk Lamong di Surabaya pada 20 September 2024. Jalan flyover Terminal Teluk Lamong merupakan PSN yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas logistik dan lalu lintas di kawasan Surabaya Barat.
Dengan panjang 2,4 km, flyover ini akan terhubung langsung dengan Pintu Tol Romokalisari II, Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) dan Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya. Jalan layang ini dirancang untuk memfasilitasi mobilitas truk kontainer yang sebelumnya harus berjibaku dengan kemacetan di Pelabuhan Tanjung Perak, salah satu pelabuhan peti kemas terbesar di Indonesia.
Dengan adanya Jalan Layang Teluk Lamong, waktu tempuh truk pengangkut barang dapat dipangkas secara signifikan, sehingga distribusi barang bisa berlangsung dua kali lebih cepat. Hal ini diharapkan tidak hanya meningkatkan efisiensi logistik, tetapi juga berdampak positif pada perekonomian Surabaya dan sekitarnya. Pelindo optimistis bahwa percepatan infrastruktur ini akan berkontribusi langsung pada penguatan ekonomi daerah dan nasional.
Sejalan dengan hal tersebut, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meyakini Jalan Layang Teluk Lamong membuat truk-truk kontainer bisa melaju dua kali lebih cepat. “Dengan begitu truk-truk kontainer kini dapat membawa barang bisa lebih banyak lagi dan ini menggerakkan ekonomi Surabaya yang luar biasa,” ujarnya.
Rampungkan Sejumlah Proyek
Sebagai catatan, Pelindo telah menyelesaikan sejumlah proyek infrastruktur strategis kepelabuhanan, diantaranya New Priok Container Terminal (NPCT) 1 - Tanjung Priok, Jakarta, Pelabuhan Kijing di Kalimantan Barat yang diresmikan oleh mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada 2022, dan Makassar New Port yang menjadi salah satu pelabuhan terbesar di kawasan Indonesia Timur.
Selain itu, ada juga pengembangan Pelabuhan Benoa, Terminal Petikemas Surabaya (TPS) - Surabaya, Jawa Timur hingga kawasan industri terintegrasi pelabuhan di Kuala Tanjung - Sumatera Utara.
Kawasan Industri Kuala Tanjung ini terus dikembangkan sebagai pelabuhan internasional dan pusat industri di Sumatera. Pelabuhan ini diharapkan menjadi pintu masuk perdagangan internasional di bagian barat Indonesia.
Seluruh upaya penguatan konektivitas dan efisiensi logistik nasional melalui pembangunan sejumlah proyek strategis ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing ekonomi, pengurangan biaya, serta pemerataan pembangunan.
Melalui infrastruktur logistik yang efisien, yang ditopang oleh konektivitas infrastruktur yang lebih baik, maka biaya transportasi dan distribusi dapat dikurangi. Ini akan meringankan beban bagi pelaku usaha dan konsumen, serta meningkatkan efisiensi operasional dalam rantai pasok.