PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo berkomitmen memperkuat ekosistem logistik nasional melalui serangkaian pembangunan dan pengembangan proyek infrastruktur strategis. Upaya pengembangan infrastruktur ini juga selaras dengan visi pemerintah dalam membangun sektor maritim sekaligus memperkuat peran Indonesia sebagai pilar episentrum pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara. Sebagai pengelola pelabuhan utama di Indonesia, Pelindo terus mengupayakan pembangunan sejumlah infrastruktur transportasi dan logistik nasional untuk menekan biaya logistik yang tinggi hingga kemacetan di kawasan pelabuhan.
Salah satu proyek digarap Pelindo adalah pembangunan Jalan Tol New Priok Eastern Access (NPEA) yang menghubungkan Pelabuhan New Priok dengan Jalan Tol Cibitung-Cilincing.
Proyek ini dirancang untuk mempercepat arus barang dari kawasan industri menuju pelabuhan, meningkatkan efisiensi logistik, hingga mendukung daya saing ekonomi nasional. Proyek NPEA merupakan bagian dari rencana besar Pelindo untuk menciptakan konektivitas yang lebih baik antara pelabuhan dan pusat-pusat industri di sekitarnya. Proyek yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ini dibangun sepanjang 6,6 kilometer dan menelan biaya sekitar Rp 6,6 triliun.
Selain proyek NPEA, Pelindo telah meresmikan Jalan Layang (Flyover) Terminal Teluk Lamong di Surabaya pada 20 September 2024. Jalan Flyover Terminal Teluk Lamong merupakan PSN yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas logistik dan lalu lintas di kawasan Surabaya Barat. Dengan panjang 2,4 kilometer, flyover ini akan terhubung langsung dengan Pintu Tol Romokalisari II, Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) dan Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya. Jalan layang ini dirancang untuk memfasilitasi mobilitas truk kontainer yang sebelumnya harus berjibaku dengan kemacetan di Pelabuhan Tanjung Perak, salah satu pelabuhan peti kemas terbesar di Indonesia.
Dengan adanya Jalan Layang Teluk Lamong, waktu tempuh truk angkutan barang dapat dipangkas secara signifikan, sehingga distribusi barang bisa berlangsung dua kali lebih cepat.
Hal ini diharapkan tidak hanya meningkatkan efisiensi logistik, melainkan juga berdampak positif pada perekonomian Surabaya dan sekitarnya. Sebelumnya, Pelindo telah menyelesaikan sejumlah proyek infrastruktur strategis kepelabuhanan. Misalnya, New Priok Container Terminal (NPCT) 1 di Tanjung Priok, Jakarta, Pelabuhan Kijing di Kalimantan Barat, dan Makassar New Port yang menjadi salah satu pelabuhan terbesar di kawasan Indonesia Timur. Selain itu, ada juga pengembangan Pelabuhan Benoa, Terminal Petikemas Surabaya (TPS) di Surabaya, Jawa Timur, hingga Kawasan Industri terintegrasi pelabuhan di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.
Terkait Kawasan Industri Kuala Tanjung, fasilitas ini terus dikembangkan sebagai pelabuhan internasional dan pusat industri di Sumatera. Pelabuhan ini diharapkan menjadi pintu masuk perdagangan internasional di bagian barat Indonesia.
Seluruh upaya penguatan konektivitas dan efisiensi logistik nasional melalui pembangunan sejumlah proyek strategis yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan daya saing ekonomi, pengurangan biaya, serta pemerataan pembangunan nasional. Pelindo pun optimistis bahwa percepatan infrastruktur ini akan berkontribusi langsung pada penguatan ekonomi daerah dan nasional. Manajemen Pelindo menilai, melalui infrastruktur logistik yang efisien, yang ditopang oleh konektivitas infrastruktur yang lebih baik, maka biaya transportasi dan distribusi dapat dikurangi. Pada akhirnya hal ini akan meringankan beban bagi pelaku usaha dan konsumen, serta meningkatkan efisiensi operasional dalam rantai pasok. (Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih)