Operasi di pelabuhan tersibuk di Jepang Nagoya terhenti setelah peretas pro-Rusia diduga melepaskan serangan ransomware.
Operasi di pelabuhan tersibuk di Jepang Nagoya terhenti setelah peretas pro-Rusia diduga melepaskan serangan ransomware.
Asosiasi Transportasi Pelabuhan Nagoya hari ini mengatakan bahwa sistem operasi terminalnya, Nagoya United Terminal System (NUTS), yang mengendalikan lima terminal peti kemas pelabuhan, diserang pada pukul 6.30 pagi waktu setempat pada Selasa (4/7/2023).
Pemuatan peti kemas ke truk, serta bongkar muat kapal, telah ditangguhkan, mengganggu rantai pasokan bagi perusahaan termasuk Toyota.
Nagoya adalah pusat industri dan kargo utama pelabuhannya adalah suku cadang mobil dan mesin industri.
Asosiasi Transportasi Pelabuhan Nagoya mengatakan bahwa semua pihak terkait saat ini sedang bekerja sama untuk memulihkan situasi. Kami melakukan yang terbaik, dan berusaha untuk menyiapkan sistem pada pukul 6 sore pada 5 Juli.
Namun, belum ada keberhasilan dalam mencapai pemulihan sistem, dan asosiasi berharap pergerakan peti kemas dapat dilanjutkan hari berikutnya.
"Harap dipahami bahwa awal pekerjaan mungkin tertunda tergantung pada status pemulihan sistem," kata Asosiasi yang terdiri dari perusahaan transportasi yang menggunakan pelabuhan Nagoya.
Setiap tahun, Nagoya menangani sekitar 200 juta ton kargo, tertinggi di antara semua pelabuhan di Jepang. Tahun lalu, throughput peti kemas Nagoya mencapai 2,68 juta teu.
Asosiasi Transportasi Pelabuhan Nagoya mengatakan telah membuat laporan polisi tentang insiden tersebut, yang diyakini sebagai serangan siber.
Jika pemadaman sistem memperlambat pergerakan peti kemas dari area pekarangan, lebih sedikit kapal peti kemas yang akan diberikan akses ke pelabuhan Nagoya, kata asosiasi tersebut, seraya menambahkan bahwa beberapa peti kemas yang dibongkar sebelum serangan siber tidak dapat dipindahkan ke trailer. Hal ini menyebabkan antrian panjang trailer terbentuk di dekat pelabuhan.
Sementara kapal peti kemas yang singgah di Nagoya terutama membawa suku cadang kendaraan, mereka juga mengangkut bahan makanan, dan jika pemadaman berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan, pengiriman berbasis darat dapat terpengaruh, kata Asosiasi Transportasi Pelabuhan Nagoya.
Spesialis keamanan siber InfosecPartners mengatakan bahwa infrastruktur kapal dan aktivitas pelabuhan kini semakin terhubung dan bergantung pada teknologi operasional, risiko serangan siber meningkat.
Statistik Rightship menunjukkan bahwa pada tahun 2022, setengah dari serangan siber maritim terjadi di pelabuhan dan terminal. Pada bulan Januari, operasi pelabuhan Lisbon Portugal terpengaruh setelah serangan ransomware dan pada bulan Juni 2017, 17 terminal peti kemas yang dijalankan oleh Terminal APM diretas.