PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus memberikan dukungannya terhadap logistik distribusi batu bara nasional di Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).
Dalam upayanya ini, KAI menargetkan kapasitas lintas angkutan batu bara di Sumatera Bagian Selatan untuk 2027 sebesar 105 MTPA (Metric Tones Per Annum). Target ini memang terbilang cukup tinggi dari kapasitas lintas yang dimiliki saat ini yang baru mencapai 53 MTPA. Namun PT KAI terus menggenjot investasinya di Sumbagsel karena moda pengangkutan ini lebih efisien jika di lihat dari berbagai sektor sekalipun.
‘’Investasi KAI pada angkutan batu bara di Sumatera Bagian Selatan sangat penting, karena pengangkutan dengan angkutan kereta api lebih efisien dibandingkan dengan moda transportasi darat lainnya. Selain itu, ada faktor lainnya seperti ketepatan waktu, lebih ramah lingkungan, keamanan, dan keselamatan, sehingga KAI di percaya oleh mitra-mitra angkutan batu bara kami,’’ Tutur Didiek Hartantyo, Direktur Utama KAI dalam keterangan tertulis, Kamis (2/11/2023).
Investasi yang dilakukan PT KAI ini merupakan proyek besar sehingga setiap langkahnya di lakukan dengan seksama. Misalnya saja guna memastikan perkembangan investasinya berjalan sesuai target, manajemen KAI melakukan peninjauan di beberapa titik vital angkutan batu bara seperti di Stasiun Kertapati - Palembang, Stasiun Muara Enim, Stasiun Sukacinta, Stasiun Merapi, dan Balai Yasa Lahat pada Kamis (2/11/2023).
Proyek pengembangan angkutan batu bara yang dilakukan di Sumatera Bagian Selatan ini dilakukan secara menyeluruh termasuk perihal prasarana dan sarananya.
Untuk bagian prasarana misalnya, skema pengembangan secara keseluruhan di bagi menjadi 3 segmen yakni lintas Lahat - Kertapati, lintas Prabumulih - Tegineneng, dan lintas Tegineneng - Tarahan.
Dari beberapa sektor prasarana yang sedang dikembangkaan, beberapa yang sudah selesai dikerjakan diantaranya Stasiun Baru Melawai dan Container Yard (CY), menghidupkan Stasiun Merapi dan CY, pembangunan persinyalan elektrik antara Stasiun Muara Enim - Stasiun Prabumulih X6, Double Track antara Stasiun Tigagajah - Stasiun Lubukbatang, dan pembangunan jalur 1 overcaping mesin bubut Stasiun Simpang.
Didiek juga menambahkan bahwa salah satu dari Proyek Strategis Nasional yakni proyek pembangunan di sektor Kereta Api Logistik Lahat - Muara Enim - Prabumulih - Tarahan/Lampung dan Prabumulih - Kertapati/Palembang sudah sesuai dengan Perpres RI No. 109 Tahun 2020, tanggal 17 November 2020.
Sementara itu, ada juga pengembangan prasarana yang masih dalam proses penyelesaian diantaranya seperti penataan prasarana pendukung seperti loading unloading batu bara, fasilitas perawatan sarana dan prasarana perkeretaapian, pembangunan double track, serta merekrut sumber daya manusia secara berkelanjutan dari tahun 2020 hingga 2025.
Untuk hal sarana, PT KAI telah mendatangkan 36 unit lokomotif dan 981 gerbong datar dalam kurun waktu 2020-2022. KAI masih akan mendatangkan lokomotif dan gerbong datar hingga tahun 2027 nanti agar bisa mencapai target yang telah ditentukan.
KAI terus mengalami peningkatan di sektor angkutan batu bara. Tahun 2020 KAI mengangkut 32,6 juta ton, tahun 2021 sebanyak 38,3 juta ton, dan tahun 2022 sebanyak 45,4 juta ton. Untuk tahun 2023 hingga bulan Oktober ini KAI telah mengangkut 41,9 juta ton batu bara. KAI menargetkan untuk mengangkut sebanyak 84,1 juta ton di tahun 2027.
‘’KAI berharap dengan investasi gencar di lakukan pada pengembangan angkutan batu bara di Sumatera Bagian Selatan ini akan memberikan dampak yang besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional,’’ Kata Didiek.