Vietnam berencana memangkas ekspor berasnya pada 2030 menjadi 4 juta ton per tahun. Langkah ini dapat berimbas pada ketahanan pangan di Tanah Air.
Vietnam berencana memangkas ekspor berasnya pada 2030 menjadi 4 juta ton per tahun. Langkah pemerintah Vietnam ini pun dapat berimbas pada ketahanan pangan di Tanah Air. Sebab Vietnam merupakan penyuplai impor beras terbesar bagi Indonesia.
Melansir dari dokumen pemerintah Vietnam yang ditinjau oleh Reuters pada 26 Mei 2023 lalu, kebijakan itu bertujuan untuk tiga hal.
"Meningkatkan ekspor beras berkualitas tinggi, memastikan ketahanan pangan dalam negeri, melindungi lingkungan dan beradaptasi dengan perubahan iklim," dikutip pada Sabtu (3/6/2023).
Koordinator Nasional Koalisi Rakyat Kedaulatan Pangan (KRKP), Said Abdullah menunjukkan data ihwal ketergantungan Indonesia pada beras Vietnam.
Jika merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) sejak 2000 sampai 2014, terlihat Vietnam merupakan ekportir utama bagi ketersediaan beras di Indonesia. Pada periode itu Vietnam mengekspor hingga 6,9 juta ton beras ke Indonesia.
Namun sejak 2015 sampai sekarang, Vietnam menempati posisi ketiga sebagai negara pengekspor terbesar ke Indonesia, setelah India dan Thailand. Dari kurun 2015-2022, setidaknya Indonesia telah mengimpor 2 juta ton beras dari Vietnam.
Kemudian pada 2020, 2021, dan 2022, RI mengimpor masing-masing beras 88,7 ribu ton, 56,7 ribu ton, 81,8 ribu ton.
Jika dilihat dari kontribusinya dalam periode tersebut, Vietnam berkontribusi sebesar 20 persen pada impor beras di Indonesia. Sementara pada tahun 2022, kontribusinya sebesar 19 persen.
Dengan demikian, Said menggarisbawahi pemotongan jumlah ekspor beras Vietnam sebanyak 44 persen atau 2,992 ribu ton tentu akan memberikan pengaruh pada pasar beras global.
Sebagai catatan, total ekspor beras Vietnam pada 2022 hingga 2023 sebesar 6,8 juta ton, atau 13,4 persen dari total beras yang diperdagangkan di pasar global.
Menurutnya, imbas kebijakan ini akan semakin terasa karena tahun ini diprediksi terjadi panas atau kemarau panjang. Bagi Indonesia, tutur Said, pengurangan kuota ekspor Vietnam pun akan amat berpengaruh karena posisinya yang penting pada ketersediaan beras impor di indonesia.
"Posisi Vietnam sebagai salah satu sumber beras impor indonesia tidak bisa dibantah dengan data di atas," tuturnya.
Dia menilai bakal menjadi persoalan terbesar bagi Indonesia jika tidak bisa menjaga produksi beras di dalam negeri. Pasalnya, akan lebih sulit mencari beras di pasar global karena stoknya berkurang. Apalagi mengingat Vietnam merupakan negara tetangga yang lebih mudah dijangkau berasnya.
Namun jika melihat data statistik, maka India dan Pakistan bisa menjadi alternatif sumber beras impor. Tetapi, menurut Said, langkah itu pun tidak akan mudah. Sebab dengan berkurangnya stok beras global, maka akan terjadi over demand atau permintaan tinggi sehingga harga beras bisa naik.