Jakarta - Tim penyelamat dan keluarga pada Minggu (4/6/2023) kembali mencari korban dari kecelakaan kereta api terburuk di India. Mereka berusaha mencari penumpang dan anggota keluarga yang hilang di dalam gerbong kereta yang telah hancur.
Lima jenazah baru dibawa ke sekolah yang digunakan sebagai kamar mayat di dekat lokasi kecelakaan pada Minggu pagi.
"Kami tidak tahu berapa banyak lagi jenazah yang akan ditemukan," ucap seorang petugas kesehatan, seperti dikutip Reuters.
Setidaknya 288 orang menjadi korban jiwa dalam kecelakaan maut yang terjadi pada Jumat (1/5/2023) ketika sebuah kereta penumpang keluar jalur dan menabrak kereta lainnya di dekat distrik Balasore di negara bagian timur Odisha.
"Indian Railways mengatakan bahwa mereka mengangkut lebih dari 13 juta orang setiap hari. Tetapi perusahaan tersebut memiliki catatan keamanan yang tidak merata karena infrastruktur yang menua.
South Eastern Railway mengatakan laporan awal menunjukkan bahwa kecelakaan itu akibat kegagalan sinyal.
Kecelakaan itu terjadi ketika salah satu kereta keluar dari jalur utama bergerak ke jalur samping lalu bertabrakan dengan kereta barang. Insiden ini menyebabkan kereta tergelincir dan selanjutnya bertabrakan dengan kereta ketiga, menurut seorang karyawan kereta api yang menolak untuk diidentifikasi.
Kereta penumpang bergerak dengan kecepatan mendekati 130 kph (81 mph), lanjut karyawan tersebut.
Di sebuah pusat bisnis tempat jenazah diambil untuk identifikasi, puluhan kerabat menunggu, banyak yang menangis dan memegang kartu identitas serta foto orang-orang terkasih yang hilang.
Kanchan Choudhury, 49 tahun, sedang mencari suaminya di pusat tersebut. Lima orang dari desanya sedang melakukan perjalanan dengan kereta api, empat di antaranya dirawat di rumah sakit karena luka-luka. Namun suaminya ditemukan tewas, Kanchan Choudhury mengatakan kepada Reuters saat dia menangis sambil menunggu untuk menuntut ganti rugi di konter di pusat tersebut.