Komitmen Slovenia terhadap inovasi, keberlanjutan, dan produksi berkualitas tinggi, menjadikan Slovenia sebagai tujuan yang menarik untuk investasi. Slovenia dinilai sebagai negara yang dinamis di Eropa Tengah.
“Slovenia memiliki basis industri yang kuat, misalnya industri otomotif. Juga di sektor pertanian, pariwisata dan teknologi informasi. Slovenia juga memiliki perhatian lebih di sektor energi terbarukan seperti pengembangan kendaraan listrik (EV),” ungkap Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid saat pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Slovenia, Tanja Fajon (25/5/2023).
Di sisi lain, lanjut Arsjad, dengan sumber daya yang luas dan pasar yang dinamis, menghadirkan banyak peluang bagi bisnis Slovenia yang ingin berekspansi di Asia Tenggara.
“Kami menantikan negosiasi final Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) sebagai dasar kemitraan dan kami mendukung penuh kesepakatan akhir yang rencananya akan diumumkan pada akhir tahun ini”.
Hubungan bilateral Indonesia-Slovenia telah mengalami perkembangan dan pertumbuhan kerjasama yang positif. Perdagangan bilateral Indonesia-Slovenia meningkat di beberapa sektor seperti manufaktur, teknologi informasi, dan farmasi. Pada tahun 2021, volume perdagangan Indonesia-Slovenia mencapai USD 152 juta, meningkat 40,35% dari tahun 2020.
Menurut Arsjad, Indonesia dan Slovenia telah menjajaki peluang untuk berkolaborasi dalam energi terbarukan seperti energi surya dan EV, demikian juga dengan manajemen limbah dan proyek teknologi hijau. Terdapat juga ruang untuk pertumbuhan di berbagai sektor, diantaranya transformasi digital melalui kolaborasi di berbagai bidang seperti e-commerce, cybersecurity, dan pengembangan keterampilan digital. Kemudian, Indonesia-Slovenia dapat berbagi keahlian dalam pertanian organik, ketahanan pangan, dan teknologi pertanian.
Pada kesempatan yang sama, Arsjad Rasjid yang juga merupakan Ketua ASEAN Business Advisory Council (ABAC) mengundang Slovenia mengambil bagian untuk menjadi mitra global ASEAN yang saat ini sedang fokus pada pengembangan 5 prioritas, diantaranya transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, ketahanan kesehatan, ketahanan pangan, serta perdagangan dan investasi.