Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) memaksa pengusaha logistik melakukan banyak efisiensi, mulai dari operasional hingga biaya lainnya. Salah satu kekhawatiran adalah efisiensi jumlah pegawai atau karyawan, artinya ada potensi gelombang merumahkan karyawan atau bahkan melakukan PHK akibat melemahnya permintaan.
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Mahendra Rianto membenarkan, permintaan dari sektor industri saat ini memang tengah melemah. Namun, lanjutnya, pihaknya tidak mempertimbangkan untuk merumahkan pegawai seperti supir. Sebab, katanya, perputaran bisnis logistik berlangsung cepat.
"Di kuartal IV akan menghadapi end year, peak season, momen Nataru (Natal dan Tahun Baru), volume akan naik, market juga akan naik. Dari pelaku logistik, saatnya bersiap ambil posisi naik, jadi nggak ada yang diberhentikan, dirumahkan karena demand mungkin akan naik," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (20/9/2022).
Sebab, sudah menjadi kebiasaan tahunan, penjualan meningkat di akhir tahun. Bahkan, diyakini ada kenaikan aktivitas ekonomi hingga 2 kali lipat atau lebih.
"Belum lagi e-commerce dari promo 10/10, 11/11, 12/12. Pasti logistik juga akan bergerak," sebut Mahendra.
Sementara itu, pengusaha restoran juga mengaku tidak banyak merumahkan karyawan. Pasalnya, hingga kini karyawan yang diserap untuk bekerja memang belum maksimal.
"Misalnya satu restoran dulu yang kerja 32 orang, kemarin kan paling 7. Ketika kemarin mulai naik bisa menyerap jadi 15, tapi belum normal karena setiap karyawan harus bisa multitasking," kata Wakil Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran Emil Arifin, Selasa (20/9/2022).