Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong pembangunan eksosistem logistik di Indonesia. Pasalnya, logistik meruapkan hal yang sangat penting bagi pergerakan roda ekonomi dan pertumbuhan suatu negara
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Saat ini, harga biaya logistik di Indonesia terbilang mahal. Menurutnya, jika ekositem logistik dapat terselesaikan dengan baik, maka Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara maju.
"Logitik jadi bagian terbesar dan sangat menantang ke depan apalagi kita negara 17 ribu pulau. Kami di BUMN terus dorong konektivitas apakah BUMN sendiri, apa kerjasama dengan privat sektor, atau partnership asing buat mendorong percepatan karena nggak lama waktunya ke 2024 jadi negara ekonomi terbesar keempat arau kelima," ujarnya di gedung Kementerian BUMN Jakarta, Jumat (23/6).
Erick mengaku, rantai pasok (supply chain) logistik di Tanah air masih terdistrupsi hingga saat ini. Persoalan itu makin anjlok ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Erick melanjutkan lebih jauh, dengan menggandeng Uni Emirat Arab (UEA), Dubai Ports World (DP) yang bekerjasama dengan PT Pelindo (Persero), diyakini dapat menangani persoalan ekosistem logistik di Indonesia yang kini masih terdistrupsi.
Menurutnya, pentingnya pemerintah, dalam hal ini Kementerian BUMN untuk mendrong kolaborasi pembangunan ekosistem logistik dari pelabuhan, airport, hingga kereta api.
Sebagai informasi, BUMN pelabuhan PT Pelindo (Persero) sah melakukan penandatanganan kerja sama investasi dan pengoperasian (KSO) terminal baru kontainer Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara. Kerja sama ini menggandeng DP World perusahaan asal Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Pada kesempatan yang sama, Dirut Pelindo Arif Suhartono, Dirut INA Ridha Wirakusumah, Chairman and CEO DP World Sultan Ahmed Bin Sulayem.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Saat ini, harga biaya logistik di Indonesia terbilang mahal. Menurutnya, jika ekositem logistik dapat terselesaikan dengan baik, maka Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara maju.
"Logitik jadi bagian terbesar dan sangat menantang ke depan apalagi kita negara 17 ribu pulau. Kami di BUMN terus dorong konektivitas apakah BUMN sendiri, apa kerjasama dengan privat sektor, atau partnership asing buat mendorong percepatan karena nggak lama waktunya ke 2024 jadi negara ekonomi terbesar keempat arau kelima," ujarnya di gedung Kementerian BUMN Jakarta, Jumat (23/6).
Erick mengaku, rantai pasok (supply chain) logistik di Tanah air masih terdistrupsi hingga saat ini. Persoalan itu makin anjlok ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Erick melanjutkan lebih jauh, dengan menggandeng Uni Emirat Arab (UEA), Dubai Ports World (DP) yang bekerjasama dengan PT Pelindo (Persero), diyakini dapat menangani persoalan ekosistem logistik di Indonesia yang kini masih terdistrupsi.
Menurutnya, pentingnya pemerintah, dalam hal ini Kementerian BUMN untuk mendrong kolaborasi pembangunan ekosistem logistik dari pelabuhan, airport, hingga kereta api.
Sebagai informasi, BUMN pelabuhan PT Pelindo (Persero) sah melakukan penandatanganan kerja sama investasi dan pengoperasian (KSO) terminal baru kontainer Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara. Kerja sama ini menggandeng DP World perusahaan asal Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Pada kesempatan yang sama, Dirut Pelindo Arif Suhartono, Dirut INA Ridha Wirakusumah, Chairman and CEO DP World Sultan Ahmed Bin Sulayem.