PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo meluncurkan Seri Buku Kapita Selekta Pengembangan Pelabuhan di Indonesia. Buku Kapita Selekta ini merupakan hasil kolaborasi antara Pelindo bekerjasama dengan Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Buku ini diluncurkan dalam kegiatan Pelindo Stakeholder Gathering & Book Launching di Royale Jakarta Golf Club, Sabtu (12/10).
Buku kapita selekta tersebut merupakan buku pertama di Indonesia yang mengkaji pengelolaan pelabuhan dari 3 aspek mencakup aspek kebijakan pengembangan pelabuhan, aspek pengelolaan pelabuhan berkelanjutan, dan aspek teknis pengembangan pelabuhan.
Buku ini terdiri dari tiga edisi, yaitu Buku 1: Perspektif Kebijakan Pengembangan Pelabuhan di Indonesia, Buku 2: Pengelolaan Pelabuhan Berkelanjutan, dan Buku 3: Aspek Teknis dalam Pengembangan Pelabuhan.
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum Pelindo, Ihsanuddin Usman menyampaikan bahwa kehadiran buku ini atas kerja keras 58 orang penulis dari lembaga di Indonesia maupun di luar negeri.
Buku itu direview oleh reviewer independen dari berbagai mitra dan asosiasi, serta diedit oleh para editor 3 profesor yakni Prof Dr-tech. Ir Danang Parikesit MSc(Eng), IPU, APEC.Eng, Prof Raja Oloan Saut Gurning ST M.Sc PhD, dan Prof Sari Wahyuni SIP, M.Sc, PhD.
“Kami bersama-sama dengan para akademisi berdiskusi bagaimana wacana pengembangan kepelabuhanan tidak berhenti hanya di Pelindo dan para mitra strategis saja, tetapi terus-menerus mendorong diskusi terutama melibatkan generasi muda agar ke depan pengembangan pelabuhan menjadi sapta guru yang kuat bagi Indonesia sebagai negara kepulauan,” ujar Ihsanuddin pada saat peluncuran Buku Kapita Selekta.
Untuk mewujudkan ekosistem maritim yang terintegrasi, Pelabuhan tidak bisa berdiri sendiri namun harus bersinergi dengan seluruh pelaku usaha dan regulator pada ekosistem maritim.
Hal inilah yang melatarbelakangi Pelindo dan Pustral UGM bekerja sama dengan melibatkan pemangku kepentingan, regulator, pelanggan, serta akademisi di sektor kepelabuhanan, maritim dan logistik, untuk melakukan knowledge sharing terkait best practice di dalam pengelolaan kepelabuhanan dan penyusunan buku tersebut.
Pada edisi Buku 1 ini membahas secara komprehensif mengenai policy, perspektif kebijakan meliputi aspek ekonomi, hukum, regulasi dan memahami indeks pengukur kinerja pelabuhan dan logistik.
Edisi Buku 2 mengkaji secara mendalam beberapa isu terkait dengan pengelolaan pelabuhan yang berkelanjutan, keberlanjutan bisnis melalui aliansi strategis di terminal pelabuhan di Indonesia, kajian peramalan kebutuhan penggunaan pelabuhan, dan studi banding terhadap pelabuhan-pelabuhan terbaik dunia khususnya dalam hal port sustainability.
Sedangkan aspek teknis yang ada di edisi Buku 3 memberikan gambaran mengenai tantangan modernisasi perencanaan dan desain terminal pelabuhan, strategi mitigasi risiko dalam pelaksanaan konstruksi pelabuhan, serta disrupsi teknologi dan transformasi digital dalam operasi pelabuhan.
“Kami mengharapkan buku ini menjadi pemicu bagi para pengambil keputusan di tingkat pemerintah dan korporasi maupun mitra-mitra swasta untuk melihat kembali, duduk kembali bagaimana implementasi praktek terbaik (best practice). Ada aspek pelayanan publik yang disampaikan, tapi ada aspek komersial yang juga harus dijaga. Terlihat industri kita itu akan bertumbuh terus, investasi meningkat dan bagaimana pengawalan publik pada masyarakat itu bisa tetap kita jaga,” kata Danang Parikesit, Guru Besar Bidang Engineering Economics & Transportation Policy, UGM.