KPPBC Gresik mulai menerapkan program NLE untuk seluruh arus lalu lintas barang.
Kepala Kantor Bea Cukai Jawa Timur I, mengatakan bahwa hadirnya NLE merupakan tindak lanjut Intruksi Presiden.
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Gresik saat ini sudah mulai menerapkan program National Logistics Ecosystem (NLE) untuk seluruh arus lalu lintas barang yang akan masuk atau keluar dari pelabuhan Gresik dan Lamongan. Penerapan program ini pun juga telah ditandai dengan deklarasi bersama antara Bea Cukai Gresik, Kantor Kesyahbanan Gresik, Balai Karantina Perikanan, Balai Karantina Pertanian serta Pemerintah Kabupaten Gresik dan Lamongan.
Seremonial implementasi NLE di seluruh pelabuhan Gresik dan Lamongan dilakukan dengan menandatangani akta kesepakatan bersama dan komitmen dalam mendukung NLE. Kegiatan yang digelar di Terminal Penumpang Pelabuhan Gresik itu tentu saja juga dihadiri oleh para pimpinan pelabuhan umum dan para pimpinan asosiasi serta para badan usaha yang ada di lingkungan pelabuhan.
Untung Basuki selaku Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Bea Cukai Jawa Timur I, mengatakan bahwa dengan hadirnya NLE merupakan tindak lanjut terbitnya Intruksi Presiden (Inpres) No 05 tahun 2020 tentang penataan logistik nasional. Munculnya inpres ini juga dilatarbelakangi masih tingginya biaya logistik dan rumitnya proses administrasi di Indonesia.
"Angka efisiensi logistik tahun 2022 menurun dibandingkan 2021. Sehingga kami terus melakukan perbaikan secara masif. Salah satunya melalui hadirnya program NLE," kata Untung Basuki.
Beliau di sini menuturkan bahwa dengan turunnya biaya logistik tentu akan menjadi daya tarik investasi. Nah, dengan banyaknya investasi tentu saja ini akan memberikan multiplayer effect kepada perekonomian masyarakat. Bukan hanya itu, Untung di sini pun juga menyebut kalau penerapan NLE masuk kedalam salah satu atensi Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Stranas PK). Sehingga daerah yang dapat menerapkan program ini tentu saja akan menjadi sebuah kebanggaan.
"Dengan adanya sistem NLE ini pengguna jasa hanya perlu mengunggah dokumen melalui online lewat satu pintu saja. Nanti sistem itu yang akan membagi dokumen ini untuk instansi A atau B. Sehingga program ini bisa disebut sebagai simplifikasi bisnis," tuturnya.
Wahjudi Ardijanto selaku Kepala Bea Cukai Gresik di sini juga menambahkan bahwa pihaknya akan mulai menerapkan NLE yang ada di seluruh pelabuhan Gresik setelah deklarasi digelar. Pada tahap awal Bea Cukai Gresik akan roadshow ke pengguna jasa guna sosialisasi.
"Kami berkomitmen untuk mendorong biaya logistik semakin kompetitif sehingga kecepatan dan ketepatan di pelabuhan sebagai pintu masuk investasi merupakan hal yang harus dilakukan," tegas Koko (sapaan akrabnya).
Hal senada diungkapkan Hotman Siagian selaku Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Gresik yang juga merangkap sebagai ketua program NLE di Gresik menyebut kalau ada 15 instansi pemerintah yang saling berkolaborasi dalam membangun ekosistem digital logistik.
"Kami memberikan dukungan penuh dan siap berkolaborasi dengan semua instansi melalui pertukaran data dan simplifikasi administrasi," kata Hotman.
Ditempat terpisah, Duki Rusdianto selaku Chief Project 2 NLE Bea Cukai RI menyebutkan kalau Gresik masuk menjadi 25 besar pelabuhan tersibuk yang ada di Indonesia. Dengan demikian, tentu saja pelabuhan-pelabuhan di Gresik dituntut harus bisa menerapkan program NLE supaya bisa mendukung pemangkasan biaya logistik nasional.
"Berdasarkan data, Gresik masuk kedalam layer kedua daerah yang harus menerapkan NLE. Sebelumnya ada 14 pelabuhan dan 6 bandara yang sudah menerapkan program ini. Artinya, sebagai kota industri banyak lalu lintas barang melalui pelabuhan disini. Nah, program ini hadir guna mengurangi duplikasi administrasi dan pemeriksaan sehingga terjadi percepatan," tandas Duki.